Monday 2 May 2016

Sejarah Asal - Usul Desa Mrayun, Sale, Rembang

Sejarah Asal - Usul Desa Mrayun, Sale, Rembang

Pada zaman penjajahan, ada seorang berpangkat demang (wedono atau camat )dari kerjaan mataram yang sedang dikejar-kejar oleh orang-orang Belanda dan melarikan diri di sebuah hutan jati yang sangat lebat dan akhirnya dia tinggal di hutan itu . Beberasepa hari kemudian, ia berpikir untuk merangas pohon jati tersebut agar terlihat bersih, rapi dan nyaman. Dan jadilah sebuah desa yang bernama “moro ayem”. Karena orang mengucapkannya susah sehingga diubah lagi menjadi desa “mrayun” yang dipimpin oleh demang .Di desa itulah demang bersama istri dan keluargaya tinggal dengan aman,damai dan sejahtera.beberapa tahun kemudian ada pendatang dari luar yang senasib dengannya,kemudian pendatang itu juga merasa aman dan nyaman.

Setelah bertahun-tahun demeng tinggal di desa mrayun bersama dengan masyarakat,mereke merasa aman,damai dan tenang di desa mrayun.dengan berjalanya waku desa tersebut penghuninya mulai bertambah banyak dan menetap di desa mrayun.kemudian deman berangan-angan untuk mendirikan mushola dan sendang (sumur)yang besar untuk masyarakat desa mrayun,dan akhirnya angan-angan demang terwujudkan,dalam pembangunan mushola dan sendang (sumur), sendang atau sumur tersebut diberinama ndangde (sendang gedhe). Demang merasa bahagia melihat masyarakatnya hidup rukun dan damai.

Setelah keinginan demang terwujudkan,kemudian demang jatuh sakit.dan tidak lama kemudian demang meninggal dan masyarakatnya merasakan duka yang mendalam.demang di makamkan di desa merayun dekat dengan ndangdhe (sendang gedhe) di dekat makam isterinya. Dimakamnya tersebut dibangunkan sebuah rumah tempat makamnya. Sampai sekarang masyarakatnya membudayakan dalam setahun sekali diadakan khol dan sedekah bum di desa merayun tempatnya di ndangdhe(sendang gedhe) untuk mengenang jasa dan perjuangannya demang yang sudah memberikan nama dan mensejahterakan masyarakat desa merayun. Sepeninggalan demang dijuluki “ki gedhe desa merayun” oleh masyarakatnya Sampai sekarang.

1 comment: